Google

Tips n Tricks

Tuesday, December 18, 2007

Urgensi Pendidikan Seks

Urgensi Pendidikan Seks



Memberikan pendidikan seks kepada anak dan remaja tidaklah mudah. Masih banyak orangtua yang merasa rikuh dan tidak mengerti kapan dan bagaimana harus memulainya, bahkan sebagian di antara mereka masih beranggapan bahwa membicarakan masalah seks, apalagi kepada anak-anak, adalah sesuatu yang kotor dan tidak pantas.

Padahal pendidikan seks kepada anak-anak bukan mengajarkan cara-cara berhubungan seks semata, melainkan lebih kepada upaya memberikan pemahaman kepada anak, sesuai dengan usianya, mengenai fungsi-fungsi alat seksual dan masalah naluri alamiah yang mulai timbul; bimbingan mengenai pentingnya menjaga dan memelihara organ intim mereka, di samping juga memberikan pemahaman tentang perilaku pergaulan yang sehat serta risiko-risiko yang dapat terjadi seputar masalah seksual.

Penegasan itu disampaikan ginekolog dan konsultan seks Dr Boyke Dian Nugraha saat memberi pengantar buku Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam: Panduan bagi Orang Tua, Ulama, Guru dan kalangan lainnya. Buku ini mengungkap ajaran Islam tentang pendidikan seks bagi anak, berikut masalah-masalah yang berkaitan dengannya, baik aspek teori maupun praktiknya. Seks merupakan salah satu masalah yang amat penting dalam kehidupan ini.

Namun, seks ini sering disalahmengertikan bahkan disalahgunakan. Di kalangan masyarakat Barat, seks diumbar sedemikian bebasnya sehingga telah menimbulkan gelombang bencana bagi kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa berupa kehamilan yang tidak direncanakan, aborsi, berbagai penyakit seksual, kriminalitas, beragam problematika rumah tangga, hingga perceraian dengan segala konsekuensinya.

Sedangkan di sebagian besar masyarakat Timur, khususnya umat Islam, seks masih merupakan hal yang tabu untuk dibahas secara terbuka dan bertanggung jawab. Akibatnya anak-anak dan remaja sering mendapatkan informasi seputar seks dari sumber-sumber yang salah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hal itu bisa berakibat negatif terhadap anak dan remaja.

Banyak pemuda dan pemudi, ketika akan memasuki jenjang pernikahan ternyata belum mempunyai pemahaman yang cukup mengenai seks. Sangat disayangkan bahwa perhatian Islam yang begitu besar terhadap aturan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan selama ini masih dianggap tabu, dan mereka terus terkungkung dalam kesalahan.

Manusia, selama bertahun-tahun, mengesampingkan pemahaman yang benar tentang jima' (bersetubuh), sehingga mereka salah dalam menentukan waktu dan situasi dalam melakukannya, mereka melakukannya ketika mereka sedang bersama anak-anak mereka.'' (hlm 35) Penulis buku ini menegaskan bahwa anak-anak dan remaja perlu mendapatkan pendidikan seks.

Namun, pendidikan seks itu harus berlandaskan pada nilai-nilai religius dan moral, serta membahas masalah itu secara komprehensif, dan bukan hanya sebagai program promosi bagi para penganut paham permisifme (serba boleh) dan ''pecabul-pecabul kapitalisme''. 'Karena syahwat seksual merupakan kekuatan alamiah yang dititipkan Allah SWT ke dalam fitrah kita untuk menjalankan tugas mempertahankan kelangsungan hidup umat manusia, maka Islam menetapkan ajaran-ajaran dan tuntunan-tuntunannya yang integral untuk mengatur aktivitas pemuasan syahwat ini yang merupakan bagian dari entitas manusia.

Tidak diragukan bahwa tuntunan Islam dalam masalah ini menegaskan keinginannya untuk mewujudkan keharmonisan esensi manusia.'' (hlm 89) Penulis juga menegaskan bahwa orangtua harus mengambil peranan untuk memberikan pendidikan seks bagi anak-anaknya. Sangat penting bagi orangtua zaman sekarang untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dalam masalah pendidikan seks bagi anak.

''Di antara perkara yang sangat merisaukan adalah jika manusia orangtua, pengajar, dan pendidik meninggalkan masalah pendidikan seks yang ditetapkan Islam dalam mengatur perilaku seks pada anak.... keluarga tidak boleh lepas dari tanggung jawab ini (memberikan pendidikan seks bagi anak dan remaja, {red}).'' (hlm 9-10) Lalu, kapankah pendidikan seks itu dimulai? Pendidikan seks yang sebenarnya harus dimulai ketika anak-anak telah mencapai usia balig, sekitar belasan tahun.

Tujuan pendidikan seks pada tahap ini adalah untuk membantu mereka mengerti bahwa mereka bertanggung jawab atas penggunaan alat kelaminnya. Sedangkan bagi anak-anak yang belum balig, pendidikan seks diberikan dengan tujuan mendidik mereka tentang bagaimana melindungi diri dari penyalahgunaan seks, dan juga yang terpenting pengenalan hukum-hukum syariat yang berkaitan dengan masalah seks seperti istinja, istibra, isti'dzan (mohon izin untuk masuk ke kamar orangtua, {red}), mandi wajib dan sebagainya.

Buku ini cukup komprehensif membahas soal pendidikan seks. Penulis membagi bukunya menjadi delapan bab, dimulai dengan pengantar (bab I), dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan seksual (bab II). Bab III sampai V membahas persoalan inti pendidikan seks, yakni hakikat seks, antara sains dan pendidikan Islam (bab III), pendidikan seks bagi anak Muslim (bab IV), serta pendidikan Islam dan perbaikan perilaku seksual (bab V). Bab VI memaparkan kaidah-kaidah pendidikan seks bagi remaja balig, sedangkan bab VII mengupas dimensi-dimensi psikologis dalam ajaran-ajaran Islam.

Buku ini ditutup dengan bab VIII, sikap Islam terhadap krisis pubertas. Buku ini amat perlu dibaca oleh para orangtua, guru, ulama maupun kalangan lainnya yang banyak terlibat dalam penanganan anak-anak dan remaja. Seperti pendapat pakar pendidikan Dr Arif Rachman, ''Pendidik dan orangtua perlu membaca buku ini, agar dapat lebih profesional dalam memberikan bimbingan kepada anak didiknya. Buku ini merupakan suluh (obor) bagi mereka yang belum mengetahui atau ingin mengetahui apa, bagaimana, dan untuk apa pendidikan seks itu. irwan kelana

Judul buku: Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam: Panduan bagi Orang Tua, Ulama, Guru dan Kalangan Lainnya
Penulis: Yusuf Madani
Penerjemah: Irwan Kurniawan
Penerbit: Pustaka Zahra
Cetakan: II, Juni 2003
Tebal: vi+262 hlm

No comments:

Kata-kata Hikmah..! Jelang Pemilu, Jangan Golput ! Di Pemilu 2009