Google

Tips n Tricks

Tuesday, December 18, 2007

Jika Anak Bertanya tentang Seks

Jika Anak Bertanya tentang Seks
Oleh: Alva Handayani

HAMPIR semua orang tua berkeinginan untuk memberikan suatu awal atau permulaan yang terbaik bagi kehidupan anak-anaknya, termasuk menanamkan pemahaman dan sikap yang positif terhadap seks. Hal yang akan sangat berpengaruh dalam kehidupan anak-anak mereka kelak.

Persepsi kita mengenai seks dan sifat-sifat kita sendiri sangat berpengaruh terhadap pandangan dan sifat-sifat anak dalam kaitannya dengan seks. Kita tentunya tidak merasa sulit untuk menceritakan kepada anak-anak kita mengenai bagaimana tanaman itu tumbuh, apa yang menyebabkan turunnya hujan, atau mengapa matahari terbit di timur dan tenggelam di ufuk barat. Tetapi seringkali, banyak orang tua mengalami kesulitan untuk menyembunyikan rasa tabu atau bahkan rasa kaget ketika anak kecilnya bertanya mengenai hal-hal yang menyangkut seks. Hal ini dapat dipahami karena seks merupakan suatu "wilayah" khusus, yang erat kaitannya dengan tatanan nilai, perasaan, emosi dan keinginan kita. Sehingga jika kita memperbincangkannya dengan anak-anak "sambil lalu" tanpa muatan emosional, rasanya juga kurang tepat.

Yang perlu dipahami adalah pendidikan seks tidak hanya menyangkut uraian atau penjelasan yang bersifat anatomis saja. Pendidikan seks bagaimana pun akan tetap menyangkut sifat, perilaku, emosi, kepribadian, pandangan hidup, lingkungan sosial dan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Ada banyak alasan mendasar mengapa pendidikan seks secara dini bagi anak-anak perlu diberikan, di antaranya:

- Pendidikan seks secara dini akan memudahkan anak-anak menerima keberadaan tubuhnya secara menyeluruh dan menerima fase-fase perkembangannya secara wajar

- Pendidikan seks yang sehat dan jujur dan terbuka akan menimbulkan rasa hormat dan patuh anak-anak terhadap orang tua.

Menghilangkan rasa ingin tahu tidak sehat yang sering muncul dalam benak anak-anak

- Mengatasi informasi negatif yang berasal dari lingkungan luar keluarga.

- Membantu anak-anak untuk mengerti dan merasa puas dengan peranannya dalam kehidupan.

- Membantu mempertahankan gairah dan semangat hidup seseorang karena pendidikan tersebut akan membebaskannya dari persoalan-persoalan seks yang seringkali menjadi sumber ketidakbahagiaan dalam hidup.

- Menerima dengan tenang dan gembira kehadiran saudara barunya, karena memahami bahwa memperoleh adik adalah hal yang wajar. Sekaligus menanamkan sifat-sifat dasar religius dalam jiwa anak.

- Membuat anak sadar dan paham akan peranannya kelak di masyarakat menurut jenis kelaminnya.

- Meraih taraf kedewasaan yang layak untuk usianya. Fondasi yang kokoh bagi sebuah perkawinan yang utuh, dan mempersiapkan anak untuk kelak menjadi orang tua yang baik

Sadar atau tidak pendidikan seks telah diberikan orang tua kepada anak-anaknya sejak kelahiran mereka dulu. Lewat perlakuan kita dalam menimang, merawat, bermain-main dengannya atau bahkan tertawa senang bersamanya, para orang tua sebenarnya sedang memperkenalkan kepadanya suatu hal yang teramat penting dalam pendidikan seks, yaitu cinta kasih. Anda telah memberikan kepadanya awal yang bagus dari perasaan hangat, pendampingan yang tulus dan sejati, dan benih-benih kemampuan untuk menyayangi seseorang.

Janganlah terpaku pada usia anak Anda, tapi selalulah menjawabnya apabila dia sudah bertanya. Biasanya anak-anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang besar pada usia 2 - 4 tahun. Pada usia ini anak-anak gemar berbicara dan merasa senang apabila pertanyaan-pertanyaannya mendapatkan tanggapan meskipun sebenarnya dia sering tidak memahami arti atau maksud yang kita kemukakan dalam jawaban kita. Pada usia ini pikirannya mulai terbuka untuk mengenali berbagai hal, dan salah satunya bisa saja menyangkut tentang seks, karena ia juga mulai memperhatikan perbedaan antara tubuhnya dengan tubuh orang lain. Seringkali orang tua berpikir ketika anak menjelang akil balig baru pendidikan seks akan diberikan. Hal ini merupakan pandangan yang keliru, karena usia 13 tahun sudah terlalu terlambat untuk mulai memberikan pendidikan seks secara sadar dari orang tua. Dalam kurun waktu 0 - 13 tahun, banyak peristiwa penting dalam kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak yang telah terlewatkan, yang mustahil untuk bisa diulangi lagi.

Pada umumnya pertanyaan anak bersifat sederhana dan mudah, sehingga "hanya" membutuhkan keterangan yang mudah dan juga sederhana bagi anak. Jadi berikanlah jawaban atau penjelasan secara apa adanya. Katakan saja apa yang ingin diketahuinya. Cepat atau lambat anak akan bertanya kembali. Karena itu bersedialah untuk selalu menjawab pertanyaan mereka dengan memberikan jawaban sesuai dengan yang mereka inginkan, dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman atau perkembangan intelektualnya.

Salah satu fakta yang patut mendapat perhatian dari para orang tua adalah bahwa percobaan seks yang terjadi atau dilakukan anak, disebabkan karena anak tidak memiliki bekal pengetahuan yang baik tentang seks. Bagi anak, percobaan tersebut adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan yang dinginkannya.

Ketika anak tumbuh makin besar dan mulai mengerti mengenai orang yang ada di sekelilingnya, secara alamiah tumbuh pula rasa ingin tahunya. Tunggulah sampai anak bertanya, dan pada saat itu, berikan jawaban yang benar-benar mampu diserap anak pada saat itu.

Perasaan malu atau tabu yang diperlihatkan oleh para orang tua ketika anak bertanya mengenai seks, biasanya diartikan oleh anak sebagai petunjuk bahwa orang tua tidak menyukai pertanyaan semacam itu. Oleh karena itu, mungkin mereka tidak mau lagi bertanya pada Anda. Tapi di sisi lain, rasa ingin tahu itu tidak pernah berhenti, sehingga mereka akan berusaha mendapatkan informasi dari lingkungan luar keluarga seperti cerita teman, majalah, televisi, film dan lain-lain. Sikap yang disarankan adalah dengan memperlihatkan sikap yang tenang dan seimbang ketika menghadapi pertanyaan anak mengenai seks

Anak bertanya atas dasar rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini dapat dibina dan dipelihara dengan jalan berusaha memberikan jawaban yang jujur dan masuk akal atas setiap pertanyaan yang mereka ajukan.

Menjawab secara sambil lalu, akan membuat anak merasa Anda kurang tertarik dengan pertanyaannya. Jangan menangguhkan penjelasan atau mengalihkan perhatian anak Anda terhadap hal yang lain. Dia akan bingung dan heran mengapa Anda tidak bersedia menjawab pertanyaannya. Jawablah dengan jawaban yang wajar dan sederhana.

Hubungan yang hangat dan terbuka antara orang tua dan anak, akan memudahkan komunikasi antara kedua belah pihak sehingga masalah seks dapat diperbincangkan dengan perasaan yang wajar dan tidak malu-malu.***

Penulis adalah psikolog dan pengajar di Fakultas Psikologi Unisba

No comments:

Kata-kata Hikmah..! Jelang Pemilu, Jangan Golput ! Di Pemilu 2009