Masjid terapung itu bernama Masjid Siti Rahmah. Letaknya di ujung barat Laut Merah, Jeddah. Konon katanya masjid terapung ini merupakan tanah wakaf seorang janda kaya raya penduduk di sekitar situ. Setelah kematian almarhum suaminya, dia mewakafkan kekayaannya untuk membangun masjid ini. Keindahan masjid terlihat dapat dirasakan dengan duduk di sekitar taman yang menjorok ke laut. Masjid ini berukuran sekitar 20 x 30 meter.
Pembangunan masjid memberikan kesan bangunan itu mengapung di air, sementara warna putih yang lembut, membuat masjid yang merupakan landmark kota Jeddah tersebut dikenal pula sebagai Masjid Putih. Disebut terapung karena dibangun di atas pesisir pantai Laut Merah menyebabkan kedudukannya kelihatan seperti terapung pada permukaan laut ketika air pasang disertai ombak. Masjid ini digunakan untuk salat jumat dan salat fardu, tetapi pintu pagar masjid ditutup selepas salat isya. Dalam sejarah perkembangan Islam, masjid ini memang tidak memberikan arti sejarah apa pun.
Keindahan yang bisa dinikmati di masjid terapung ini adalah arsitekturnya berupa gabungan arsitektur modern dan seni bangunan Islam kuno, Masjid Terapung Jeddah memiliki ruang sholat yang luas dengan dekorasi sangat indah. Bagian dalam masjid dihias dengan banyak tulisan kaligrafi. Saat subuh, masjid terlihat mengagumkan, dimana sinar matahari yang masih sangat redup menjadi latar bagi masjid dengan lampu-lampu yang terlihat berkilauan.
Sementara, posisinya yang tepat di pantai Laut Merah membuat atmosfir Masjid Terapung terasa menyenangkan di malam hari. Bukan hanya Masjid Terapung yang bisa dinikmati, air Laut Merah pun menjadi objek favorit jemaah. Bagi mereka yang penasaran, air lautnya ternyata tidaklah semerah namanya. Disebut begitu karena terdapat ganggang merah di dalam air laut ini. Dinamakan merah, juga karena di laut ini Firaun

Subhanallah sekali jika kita bisa diberi kesempatan menyembah-Nya di tempat seindah itu.(hny)
Cr:lampungpost.com, klcbns.net
No comments:
Post a Comment